a walk to remember
5 min readApr 3, 2022

--

nota kecil: catatan tausyiah Ramadan 1443H

semoga kedamaian menyertai langkah kaki dan hatimu dalam menjalankan setiap ibadah.

#1stnight : mengatasi perbedaan

bukan tentang perbedaan yang ada, melainkan tentang bagaimana kita menyikapinya. mari redam keegoisan masing-masing untuk mengatasi perbedaan yang ada.

bukankah taman akan semakin indah jika bunga yang tumbuh beragam rupa dan warna?

#2ndnight : sakaratul maut

Nabi Ibrahim a.s pada suatu ketika bertemu dengan malaikat maut. Ia meminta ditunjukkan rupa sang malaikat ketika menjemput maut manusia. Maka dipertunjukkan lah pada beliau dua macam rupa, yakni saat menjemput maut orang yang kafir dan saat menjemput orang yang beriman.

Saat menjemput orang yang kafir, sang malaikat menunjukkan wajahnya yang sangat menyeramkan. Bahkan Nabi Ibrahim sendiri sampai pingsan saat melihatnya. Sedang pada saat menjemput orang yang beriman, ditunjukkan kepadanya wajah yang begitu indah, sehingga orang yang beriman pun tak merasakan sakit ketika nyawanya dicabut dari raga. Padahal, rasa sakitnya sakaratul maut tersebut setara dengan cambukan 300 cambuk setajam pedang.

Pada saat sakaratul maut pula, Allah menunjukkan kepada manusia tempat yang akan mereka tempati kelak di akhirat. Entah itu surga, pun neraka. Na’udzubillah.

Wallahu a’lam. Semoga kita semua selalu dituntun pada jalan yang lurus, selalu diberikan berkah dan ridho untuk setiap amalan yang kita lakukan. Terlebih pada bulan Ramadan ini. Aamiin.

#3rdnight : sholat Sunnah ‘prioritas’

Kultumnya padat, tapi gak kerasa. 15 menit berlalu begitu cepat. Senang :’)

• Diantara sekian banyak sholat Sunnah yang diprioritaskan adalah sholat yang dilakukan pada malam hari. Dua diantaranya adalah sholat witir dan sholat qobliyah subuh.

• Sholat ba’diyah Isya' memiliki posisi 'lebih' prioritas dari sholat qobliyah Isya’, pun dari sholat tarawih. Oleh karenanya, lakukanlah sholat ba’diyah Isya’ dulu, baru kemudian sholat tarawih. Lalu ditutup dengan witir.

• Barang siapa yang melakukan sholat (dalam hal ini sholat isya' (+tarawih)) berjamaah mengikuti imam sampai imam selesai — doa dan witir, maka pahalanya terhitung seperti melakukan sholat/ibadah sepanjang malam.

• Tak masalah tarawih jumlah rakaatnya 8, 20, maupun 40. Yang penting jangan lupa witirnya.

• Sholat witir bisa dilakukan sebanyak 3 rakaat satu kali salam, maupun 2 kali salam dengan cara 2 rakaat + 1 rakaat.

• Adapun surah yang dianjurkan untuk dibaca ketika witir:

- rakaat pertama: surah al-A’la
- rakaat kedua: surah al-Kafirun
- rakaat ketiga: surah al-Ikhlas

*jika witir dilakukan dengan 2 kali salam, maka pada witir yang 1 rakaat, surah yang dibaca adalah 3 qulhu’.

• sholat qobliyah subuh memiliki keutamaan yaitu: “lebih baik dari dunia dan segala isinya".

#4thnight : ketakwaan

Ketakwaan seorang hamba ada tiga tingkatan:
1. Ketakwaan hamba level budak, yakni beribadah karena takut. Seperti budak yang takut pada majikan, ia beribadah kepada Allah karena takut.
2. Ketakwaan hamba level pedagang, yakni beribadah karena memperhitungkan keuntungan yang akan diperoleh setelahnya. Seperti pedagang yang mempertimbangkan jualannya, ia beribadah dengan memperhatikan hal-hal yang akan diperoleh dari ibadah yang dilakukanya.
3. Ketakwaan hamba level merdeka, beribadah karena lillah. Karena mencintai Allah. Bukan karena takut, bukan pula karena mengharapkan untung.

Jika seseorang beribadah dengan level budak dan level pedagang pun sebenarnya tidak apa-apa. Tidak sampai berdosa. Berarti ya memang ilmu dan pemahamannya masih di level itu. 🤗

Dawuh sayyidina Ali,

“Ya Allah, sesungguhnya aku beribadah kepada-Mu bukan karena takut, bukan pula karena tamak akan surga-Mu, melainkan karena memang Engkau patut untuk disembah.”

“Ya Allah, sesungguhnya aku beribadah kepada-Mu bukan karena takut, bukan pula karena tamak akan surga-Mu, melainkan karena kecintaan dan kerinduanku kepada-Mu.”

Semoga Ramadhan kali ini kita semua bisa meningkatkan kualitas ketakwaan kita hingga di level merdeka. Beribadah murni karena kecintaan dan kerinduan kita kepada Allah SWT. Aamiin. 🤲

#5thnight : orang munafik

Pada suatu ketika, di zaman Rasulullah Saw berhijrah dari Makkah ke Madinah, ada seorang ‘sahabat’ yang berusaha memprovokasi para sahabat Madinah lainnya untuk ‘menggembosi’ perjalanan hijrah Nabi Saw. Sahabat tersebut bernama Abu Ubai bin Sahlah (?) *Need to do a double research about the name. I’m really bad on memorising. Huft. Cmiiw.

Ia berkata, “mari kita terima saja mereka (kaum Muhajirin) di sini (Madinah), akan tetapi jangan pernah membantu mereka. Biarlah mereka pergi nanti sendiri.”

'Sahabat' ini sering bermuka dua. Di depan Rasulullah Saw ia berkata baik. Namun, di belakang, ia sering berkata buruk. Dia lah yang menjadi alasan turunnya Surah al-Munafikun ayat 1–10. Sepanjang sisa hidupnya, bahkan saat ia sakit pun, ia terus berbuat demikian.

Saat ia sakit, anaknya -Abdullah bin Ubai- memintakan air yang telah didoakan kepada Rasulullah Saw. Rasulullah Saw pun mengabulkan permintaannya karena menghargai sang anak. Sayangnya, Abu Ubai enggan meminum air doa dari Rasulullah Saw tersebut. Ia berkata pada anaknya, “lebih baik aku meminum air kencingmu daripada meminum air dari Nabi.”

Tak lama sakitnya semakin parah. Rasulullah Saw pun datang menjenguknya. Saat itu, ia meminta Rasulullah Saw untuk memberinya baju yang sedang dipakai oleh Rasulullah Saw. Begitu Rasulullah Saw membuat bajunya yang bagian luar, ia menolak. Ia mengatakan bahwa ia menginginkan baju yang bagian dalam -yang melekat langsung pada tubuh Rasulullah Saw. Rasulullah Saw pun memberikannya. Ketika Umar Ra bertanya kepada Rasulullah mengapa ia memberikan bajunya, Rasulullah Saw pun menjawab bahwa jika ia memberikan bajunya, maka orang-orang golongan Abu Ubai akan menjadi orang yang beriman. Dan benar saja, begitu bajunya diberikan kepada Abu Ubai, teman-teman si Abu pun beriman.

Setelah itu, saat si Abu Ubai sekarat, ia meminta Rasulullah Saw mengurus jenazahnya kelak jika ia meninggal. Rasulullah Saw pun mengiyakan permintaannya. Akan tetapi, ketika ia meninggal, turun lah perintah Allah SWT kepada Rasulullah Saw berupa larangan untuk mengurus jenazahnya — si orang munafik. Semenjak saat itu, Rasulullah Saw mencari tahu orang-orang munafik yang ada di sekelilingnya, dan jika mereka meninggal, Rasulullah Saw tidak ikut mengurus jenazahnya.

Adapun nama-nama golongan orang munafik ini hanya dibocorkan pada satu orang sahabat saja yaitu Khudzaifah bin Yaman (?) Bahkan sahabat Umar bin Khattab saja tidak diberi tahu. Meskipun ia meminta dan merayu sedemikian rupa kepada Khudzaifah bin Yaman agar ’dibisikkan’ nama-nama itu, Khudzaifah bin Yaman selalu tutup mulut. Alhasil, setiap kali ada sahabat yang meninggal, sayyidina Umar Ra pun menelisik terlebih dahulu, apakah sahabat Khudzaifah ikut pemakaman atau tidak. Jika Khudzaifah tidak hadir, maka Umar Ra pun tidak ikut hadir.

Wallahu a’lam.

--

--

a walk to remember

Menulis suka-suka, disunting ketika waras dan sempat. Cerna baik-baik. Jangan telan bulat-bulat.